Nasi Megono merupakan tradisional food terbaru yang diracik khusus oleh chef Pringsewu, menu Nasi megono diadaptasi dari menu tradisional daerah Pekalongan dengan citarasa yang lebih kekinian. Menu Nasi Megono tersedia di Pringsewu Pemalang, tepatnya di Restarea Gandulan Cullinary Center (GCC) dan Pringsewu Restarea 207 ruas tol Palimanan Kanci.
Nasi Megono berasal dari kata bahasa Jawa merga (karena) dan ana (ada). Makanan ini berawal dari sajian yang diberikan untuk para pasukan Kesultanan Mataram di bawah pimpinan Bahureksa yang hendak berperang melawan VOC di Batavia pada tahun 1628. Secara filosofi megono memiliki arti hidup sederhana yang dikenal dengan qonaah atau hidup yang tidak berlebihan
Nasi Megono terbuat dari potongan nangka muda dengan perpaduan kelapa parut yang dibumbui sehingga menciptakan rasa gurih. Jadi, olahan nangka muda itulah yang disebut megono. Bahan baku megono hampir sama dengan gudeg Jogjakarta, namun cita rasa dan cara mengolahnya berbeda. Gudeg Jogjakarta dominan bercita rasa manis, megono Pekalongan cenderung gurih.
Langkah demi langkah dalam membuat megono, nangka muda dicincang kasar menjadi potongan-potongan kecil. Lalu dipadu dengan parutan kelapa muda. Paduan cacahan nangka muda dan parutan kelapa tersebut dikukus bersama dengan aneka bumbu yang sudah dihaluskan. Bumbu halusnya antara lain bawang putih, bawang merah, cabai merah, ketumbar, merica, kemiri, dan lengkuas. Selain itu, ditambahkan pula daun salam, serai, dan bunga kecombrang.
Nasi megono biasa disajikan dengan mendoan, yaitu tempe tipis bertepung yang digoreng setengah matang. Lalu disajikan dengan pincuk daun pisang. Tapi pada perkembangannya, nasi megono juga biasa disantap bersama telur, omelet, tempe goreng, atau lauk lainnya. Penyajian pun tak mesti dengan daun pisang, tapi bisa pula menggunakan piring. Ingat Nasi Megono Ingat Pringsewuresto.
Seri Pringsewu Traditional Food :
Nasi Bothok Ikan
Nasi Lengko
Gudeg Mercon
Nasi Jamblang
Nasi Liwet Solo