Teknik-Teknik Kaizen

PT Pringsewu Cemerlang > Tips > Teknik-Teknik Kaizen
Setelah kita tahu apa itu kaizen dan filosofinya, step berikutnya adalah bagaimana konsep supaya Kaizen dapat terimplementasi. Kaizen merupakan suatu teknik manajemen yang menekankan pada perbaikan kualitas secara berkesinambungan yang melibatkan semua pihak dengan biaya rendah. Konsep budaya kaizen dikenal dengan beberapa teknik, yaitu:

a. Konsep PDCA (Plan, Do, Check, dan Action)

Langkah pertama dari kaizen adalah menerapkan siklus PDCA (plan, do, check action) sebagian sarana yang menjamin terlaksananya kesinambungan dari kaizen. Hal ini berguna dalam mewujudkan kebijakan untuk memelihara dan memperbaiki atau meningkatkan standar. Siklus PDCA Menerapkan perubahan guna meningkatkan proses dan Merujuk pada fungsi perbaikan. Siklus SDCA Menerapkan standarisasi guna mencapai kestabilan proses dan berkaitan dengan fungsi pemeliharaan.
Adapun penjelasan dari masing-masing siklus PDCA adalah sebagai berikut:

  1. Rencana (plan). Berkaitan dengan penetapan target untuk perbaikan, karena kaizen adalah cara hidup, maka harus selalu ada perbaikan untuk semua bidang, dan perumusan rencana guna mencapai target tersebut.
  2. Melaksanakan (do). Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil yang pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan.
  3. Periksa (check). Merujuk pada penetapan apakah penerapan tersebut berada pada jalur yang sesuai rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan.
  4. Tindak (action). Berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari terjadinya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.

b. Konsep QCD (Quality, Cost, dan Delivery)

Dalam kaizen ada tiga hal yang tidak boleh dilupakan, yaitu mutu, biaya, pelayanan (Quality, Cost, Delivery). Berbicara Kaizen berarti berbicara tentang tiga hal di atas, karena dalam kaizen mutu paling diutamakan, telah kita ketahui bahwa kaizen berorientasi pada proses apabila prosesnya benar maka hasil yang diperolehnya pun akan baik, begitu pula dengan biaya kaizen dapat menekan biaya produksi suatu produk juga dengan pelayannya jika semua dilakukan dengan benar maka segala sesuatu akan berjalan dengan lancar.

c. Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri)

Konsep ini dibentuk untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi atau efisiensi biaya. Muda diartikan sebagai pengurangan pemborosan atau kesia-siaan. Istilah lain dari pemborosan atau kesia-siaan adalah waste istilah lainnya adalah Non Value Added. Mura diartikan sebagai pengurangan perbedaan. Mura didefinisikan sebagai ketidak-rataan, kurangnya stabilitas dan aliran. Ketidak-rataan ini mendorong penciptaan Muda dan kegiatan non-value added yang harus ditangani melalui penerapan prinsip-prinsip Just in Time (JIT). Sedangkan Muri diartikan sebagai mengurangi ketegangan.

d. Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke)

Konsep 5S pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan, kebersihan, dan kedisiplinan di tempat kerja. Konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. 5S merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan mentalitas dasar dari pekerja termasuk cara berpikir dan bertindak dalam pelaksanaan pekerjaan sehari hari serta sikap yang menunjang penerapan sistem manajemen perusahaan.
Adapun penjelasan dari masing-masing gerakan 5S adalah sebagai berikut:
  1. Seiri (Ringkas). Berarti mengatur segala sesuatu, memilah sesuai dengan aturan dan prinsip yang tertentu. Ini artinya membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. Membuang yang tidak diperlukan dan mencari penyebab-penyebabnya serta menghilangkan penyebabnya sehingga tidak menimbulkan masalah.
  2. Seiton (Rapi). Berarti menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar sehingga dapat dipergunakan dalam keadaan mendesak. Ini juga cara untuk menghilangkan waktu proses pencarian. Jika sesuatu disimpan di tempatnya demi mutu dan keamanan, berarti anda memiliki tempat kerja yang rapi.
  3. Seiso (Resik). Istilah ini berarti membersihkan barang-barang sehingga menjadi bersih. Ini artinya membersihkan sampah, kotoran dan benda-benda asing serta membersihkan segala sesuatu. Pembersihan sebagai pemeriksaan terhadap tempat kerja dan yang tidak memiliki cacat dan cela.
  4. Seiketsu (Rawat). Pada prinsipnya mengusahakan agar tempat kerja yang sudah menjadi baik dapat selalu terpelihara. Di tempat kerja yang rawat, kerawanan dan penyimpangan dapat segera dikenali, sehingga berbagai masalah dapat dicegah sedini mungkin.
  5. Shitsuke (Rajin). Shitsuke adalah metode yang digunakan untuk memotivasi pekerja agar terus menerus melakukan dan ikut serta dalam kegiatan perawatan dan aktivitas perbaikan serta membuat pekerja terbiasa menaati aturan (rajin).

e. Konsep 5W1H (What, Who, Why, Where, When dan How)

Salah satu pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan kaizen adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W1H yaitu what (apa), who (siapa), why (mengapa), where (dimana), when (kapan) dan how (bagaimana).

 

Terkait Kaizen :

  1. Pelaksanaan Kaizen
  2. Budaya Kaizen
  3. Continual Improvement
14
May
2021

2 Comments

Comments are closed.

Categories

About Company

Hadir sejak tahun 1987 dari kota kecil di kaki gunung Slamet bagian selatan, tepatnya di kota Purwokerto resto Pringgading sebagai cabang pertama.

info Lain